Lewat Deteksi Dini, 98% Kanker Payudara Bisa Disembuhkan
Jakarta - Kanker payudara sampai sekarang masih menjadi momok menakutkan bagi kaum perempuan. Selain dapat menyebabkan kematian, kanker payudara meninggalkan efek estetika dan kosmetik yang buruk, sehingga menimbulkan beban psikologis pada pasiennya.
Tetapi dengan deteksi dini, peluang penderita untuk sembuh bisa mencapai 98% atau hampir sempurna. Bahkan dengan kemajuan teknologi sekarang, kondisi seperti bentuk payudara berubah bisa dicegah.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010, kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia. Proporsinya sebesar 12.014 orang atau 28,7% dari total pasien.
Dokter spesialis bedah sekaligus konsultan payudara Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Alfiah Amiruddin, menjelaskan kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan oleh sel ganas (kanker) yang tumbuh pada jaringan payudara. Sel kanker ini dapat menyebar ke jaringan sekitarnya atau organ tubuh lain, sepeti paru, hati, otak, mata, kandung kemih, tulang dan lainnya.
Kanker payudara pada dasarnya dapat menyerang siapapun, termasuk kaum pria tanpa memandang usia, status ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Agar bisa terhindar, sangat penting dilakukan deteksi dini dan perawatan kesehatan payudara secara menyeluruh.
"Gejala awal kanker payudara terkadang tidak disadari oleh pasien, mengingat 80% sampai 90% di antaranya tanpa disertai rasa sakit. Oleh karenanya sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara teratur setiap bulannya guna mendeteksi kanker payudara sedini mungkin," kata Alfiah pada media workshop dengan tema "Perawatan Menyeluruh Seputar Kesehatan Payudara dan simulasi Needle Biopsy" yang diselenggarakan RS Mitra Kemayoran, di Jakarta, Selasa (4/6).
Sayangnya, kata Alfiah, banyak masyarakat Indonesia belum memahami manfaat skrining (deteksi dini) yang harus dilakukan secara rutin, seperti dengan teknik Periksa Payudara Sendiri (Sadari).
Dengan melakukan 'Sadari Secara Teratur', menurut Alfiah, wanita akan semakin mengenal lekuk tubuh, termasuk kondisi payudaranya. Dengan demikian, ia akan semakin waspada dan jeli bila ada yang ganjil dengan organ tubuhnya.
Selain Sadari, deteksi dini juga bisa dilakukan dengan mengunakan teknologi mammografi, Ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan klinis payudara di rumah sakit. Menurut data registrasi kanker Indonesia, sekitar 40% - 70%, pasien kanker payudara di Indonesia datang berobat pada stadium lanjut.
Dengan kata lain sekitar 40% - 70% tersebut akan mendapatkan terapi paliatif yang tujuannya tidak lagi untuk menyembuhkan melainkan hanya mengurangi gejala demi meningkatkan kualitas hidup penderita.
Menurut Alfiah, saat wanita mencapai usia 40 tahun sebaiknya mulai melakukan skrining kanker payudara, utamanya bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara. Data menunjukkan 5%-10% kanker payudara berhubungan dengan faktor genetik atau keturunan.
Selain itu, pola hidup yang tidak sehat juga diduga sebagai pemicu berkembang biaknya sel kanker, seperti stress, kegemukan setelah menopause, Diabetes Mellitus, kegemaran mengonsumsi alkohol dan merokok.
Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, kanker payudara dapat didiagnosa sedini mungkin sehingga penderita dapat menjalani operasi dengan berbagai macam pilihan tehnik terkini.
Breast Clinic - One Stop Service RS Mitra Kemayoran adalah sebuah klinik khusus yang memberikan pelayanan menyeluruh seputar perawatan dan penanganan payudara. Mulai dari konsultasi, deteksi dini, pemeriksaan biopsi, pengangkatan kelenjar getah bening ketiak, nipple discharge, skin and nipple sparing mastectomy, rekontruksi payudara, pemasangan hemoport, penyinaran sesudah pembedahan, sampai dengan palliative care.
"Pasien juga dapat berdiskusi dengan ahli bedah payudara kami, apa yang diinginkan akan kami bantu dengan memberikan solusi pilihan terapi. Sekaligus menjelaskan risikonya dengan berbagai teknik pengobatan terkini,” kata Esther Ramono, Direktur RS Mitra Kemayoran.
Di RS Mitra Kemayoran ini juga menangani beragam masalah payudara dengan menggunakan tehnik dan metode bedah payudara terkini yang sesuai standar serta protokol internasional. Tindakan biopsi saat ini cukup dilakukan di ruang praktek dengan pembiusan lokal.
Dengan teknik terbaru, pasien tidak perlu rawat inap, puasa maupun penjahitan luka, dan prosedurnya cukup singkat yaitu hanya membutuhkan waktu selama 5-10 menit.
Tetapi dengan deteksi dini, peluang penderita untuk sembuh bisa mencapai 98% atau hampir sempurna. Bahkan dengan kemajuan teknologi sekarang, kondisi seperti bentuk payudara berubah bisa dicegah.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010, kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia. Proporsinya sebesar 12.014 orang atau 28,7% dari total pasien.
Dokter spesialis bedah sekaligus konsultan payudara Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Alfiah Amiruddin, menjelaskan kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan oleh sel ganas (kanker) yang tumbuh pada jaringan payudara. Sel kanker ini dapat menyebar ke jaringan sekitarnya atau organ tubuh lain, sepeti paru, hati, otak, mata, kandung kemih, tulang dan lainnya.
Kanker payudara pada dasarnya dapat menyerang siapapun, termasuk kaum pria tanpa memandang usia, status ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Agar bisa terhindar, sangat penting dilakukan deteksi dini dan perawatan kesehatan payudara secara menyeluruh.
"Gejala awal kanker payudara terkadang tidak disadari oleh pasien, mengingat 80% sampai 90% di antaranya tanpa disertai rasa sakit. Oleh karenanya sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara teratur setiap bulannya guna mendeteksi kanker payudara sedini mungkin," kata Alfiah pada media workshop dengan tema "Perawatan Menyeluruh Seputar Kesehatan Payudara dan simulasi Needle Biopsy" yang diselenggarakan RS Mitra Kemayoran, di Jakarta, Selasa (4/6).
Sayangnya, kata Alfiah, banyak masyarakat Indonesia belum memahami manfaat skrining (deteksi dini) yang harus dilakukan secara rutin, seperti dengan teknik Periksa Payudara Sendiri (Sadari).
Dengan melakukan 'Sadari Secara Teratur', menurut Alfiah, wanita akan semakin mengenal lekuk tubuh, termasuk kondisi payudaranya. Dengan demikian, ia akan semakin waspada dan jeli bila ada yang ganjil dengan organ tubuhnya.
Selain Sadari, deteksi dini juga bisa dilakukan dengan mengunakan teknologi mammografi, Ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan klinis payudara di rumah sakit. Menurut data registrasi kanker Indonesia, sekitar 40% - 70%, pasien kanker payudara di Indonesia datang berobat pada stadium lanjut.
Dengan kata lain sekitar 40% - 70% tersebut akan mendapatkan terapi paliatif yang tujuannya tidak lagi untuk menyembuhkan melainkan hanya mengurangi gejala demi meningkatkan kualitas hidup penderita.
Menurut Alfiah, saat wanita mencapai usia 40 tahun sebaiknya mulai melakukan skrining kanker payudara, utamanya bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara. Data menunjukkan 5%-10% kanker payudara berhubungan dengan faktor genetik atau keturunan.
Selain itu, pola hidup yang tidak sehat juga diduga sebagai pemicu berkembang biaknya sel kanker, seperti stress, kegemukan setelah menopause, Diabetes Mellitus, kegemaran mengonsumsi alkohol dan merokok.
Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, kanker payudara dapat didiagnosa sedini mungkin sehingga penderita dapat menjalani operasi dengan berbagai macam pilihan tehnik terkini.
Breast Clinic - One Stop Service RS Mitra Kemayoran adalah sebuah klinik khusus yang memberikan pelayanan menyeluruh seputar perawatan dan penanganan payudara. Mulai dari konsultasi, deteksi dini, pemeriksaan biopsi, pengangkatan kelenjar getah bening ketiak, nipple discharge, skin and nipple sparing mastectomy, rekontruksi payudara, pemasangan hemoport, penyinaran sesudah pembedahan, sampai dengan palliative care.
"Pasien juga dapat berdiskusi dengan ahli bedah payudara kami, apa yang diinginkan akan kami bantu dengan memberikan solusi pilihan terapi. Sekaligus menjelaskan risikonya dengan berbagai teknik pengobatan terkini,” kata Esther Ramono, Direktur RS Mitra Kemayoran.
Di RS Mitra Kemayoran ini juga menangani beragam masalah payudara dengan menggunakan tehnik dan metode bedah payudara terkini yang sesuai standar serta protokol internasional. Tindakan biopsi saat ini cukup dilakukan di ruang praktek dengan pembiusan lokal.
Dengan teknik terbaru, pasien tidak perlu rawat inap, puasa maupun penjahitan luka, dan prosedurnya cukup singkat yaitu hanya membutuhkan waktu selama 5-10 menit.